A. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Pemikiran Sosiologi berkembang manakala masyarakat menghadapi ancaman
terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang memang sudah
seharusnya demikian, benar, nyata, menghadapi apa yang disebut threats to the taken-for-granted world.
Manakala hal yang sebelumnya menjadi pegangan manusia mengalami krisis,
maka mulailah ia melakukan perenungan tentang kehidupan sosialnya.
Peristiwa apa sajakah yang oleh para pemikir Eropa di abad ke-18 dianggap sebagai threats to the taken-for-granted world tersebut? Salah satunya adalah disintegrasi kesatuan masyarakat abad pertengahan, khususnya disintegrasi dalam agama Kristen.
L. Laeyendecker (dalam Narwoko, 2013) pun mengaitkan kelahiran Sosiologi
dengan serangkaian perubahan berjangka panjang yang melanda Eropa Barat
pada abad pertengahan, antara lain:
1. Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15,
2. Perubahan di bidang sosial dan politik,
3. Perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther,
4. Meningkatnya individualisme,
5. Lahirnya ilmu pengetahuan modern, dan
6. Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri.
Dalam ilmu pengetahuan dikenal istilah paternity, yakni
pengakuan bahwa seorang tokoh adalah pendiri suatu bidang ilmu dengan
memberikan sebutan ‘Bapak’ bagi bidang ilmu bersangkutan. Dalam
Sosiologi, tokoh yang sering dianggap sebagai Bapak ialah Auguste Comte,
seorang ahli filsafat berkebangsaan Perancis. Namun, mengenai hal ini
pun belum ada kesepakatan. Reiss Jr. (1968), misalnya, berpendapat bahwa
Comte lebih tepat dianggap godfather (wali) ketimbang
progenitor (leluhur) Sosiologi karena sumbangannya terbatas pada
pemberian nama dan mengembangkan filsafat yang mendukung perkembangan
Sosiologi. Terlepas dari segala perdebatan yang masih berlangsung,
secara umum diakui bahwa Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte
(1798-1857).
Di Indonesia, Sosiologi merupakan ilmu yang relatif baru. Sosiologi baru
mulai dikembangkan pada tahun 1950-an, oleh beberapa intelektual
Indonesia yang mendalami Sosiologi, ketika kembali dari studi mereka di
Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris. Mereka mempublikasikan karya
bercorak Sosiologi, misalnya, Hassan Shadily (Sosiologi untuk Masyarakat
Indonesia), Mayor Polak (Sosiologi, Suatu Pengantar Ringkas), dan Selo
Soemardjan (Social Changes in Jogjakarta dan Setangkai Bunga
Sosiologi). Melalui jasa merekalah Sosiologi kini menjadi ilmu yang
semakin dikenal di Indonesia. Karena kegigihannya dalam mengembangkan
Sosiologi, Selo Soemardjan sering dijuluki sebagai Bapak Sosiologi
Indonesia.
B. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Istilah ‘Sosiologi’ merupakan gabungan dari dua kata yaitu ‘socius’ (dari bahasa Latin, berarti : teman atau kawan) dan ‘logos’
(dari bahasa Yunani, berarti : kata atau berbicara). Dengan demikian,
secara etimologis, Sosiologi dapat dimaknai sebagai berbicara tentang
teman. Sejumlah tokoh Sosiologi maupun ilmuwan sosial juga memberikan
definisinya mengenai Sosiologi :
• Auguste Comte
Sosiologi mempelajari statika sosial (social statics) yakni kajian terhadap tatanan sosial dan dinamika sosial (social dynamics) yaitu kajian terhadap kemajuan dan perubahan sosial. Sosiologi adalah suatu bidang ilmu yang didasarkan metode positif atau positivisme.
• Alvin Bertrand
Sosiologi dapat dimaknai sebagai suatu ilmu yang mempelajari dan menjelaskan hubungan antar manusia (human relationship).
• Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan dan perilaku
sosial, terutama berkaitan dengan suatu sistem sosial serta bagaimana
sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang
terlibat di dalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
• Charles Ellwood
Sosiologi merupakan pengetahuan yang menguraikan hubungan manusia dan
golongannya, asal dan kemajuannya, bentuk dan kewajibannya.
• Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu
fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan
yang berada di luar diri individu. Fakta-fakta tersebut mempunyai
kekuatan untuk mengendalikan individu.
• Gustav Ratzenhofer
Sosiologi adalah pengetahuan tentang hubungan manusia dengan
kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi sosial serta
kemakmuran umum bagi anggota-anggotanya.
• Herbert Spencer
Sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat.
• Kingsley Davis
Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang ditujukan untuk mempelajari
cara-cara masyarakat mencapai kesatuan, perkembangan, dan perubahannya.
• L. Laeyendecker
Sosiologi merupakan pemikiran sistematis tentang kehidupan bersama manusia sebagai gejala sosial.
• Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
• Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.
• Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
• Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi
kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan
pola-pola umum kehidupan masyarakat.
• William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
• William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan
perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan
dalam berbagai kelompok dan kondisi.
RANGKUMAN
1) Pemikiran Sosiologi berkembang manakala masyarakat menghadapi
ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang
memang sudah seharusnya demikian, benar, nyata, menghadapi apa yang
disebut threats to the taken-for-granted world.
2) Obyek Sosiologi adalah masyarakat, dilihat dari sudut
hubungan-hubungan antar manusia dan proses yang timbul dari
hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.
EmoticonEmoticon