Senin, 21 November 2016

Peran Sosiologi dalam Mengkaji Gejala Sosial


Interaksi antara individu dalam masyarakat, tentu tidak selalu berjalan mulus. Dengan adanya interaksi sosial terkadang menimbulkan suatu gejala yang mengarah masalah sosial. Parrillo mengemukakan bahwa suatu situasi atau kondisi sosial dapat disebut sebagai masalah sosial apabila terdapat beberapa unsur berikut.
• Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu. Kondisi yang dianggap sebagai masalah, tetapi dalam waktu singkat lenyap dengan sendirinya, tidak termasuk dalam kategori masalah sosial.
• Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau nonfisik, baik pada individu maupun masyarakat.
• Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
• Menimbulkan kebutuhan atau pemecahan.


Upaya mengatasi masalah sosial diperlukan suatu penanggulangan. Proses penanggulangan dalam kajian Sosiologi umumnya berlangsung melalui sejumlah tahap. Adapun tahap-tahap dalam mengatasi masalah sosial adalah sebagai berikut.
Tahap Identifikasi
Tahap ini digunakan untuk menyadarkan anggota masyarakat mengenai adanya suatu gejala yang pantas disebut sebagai masalah sosial. Identifikasi masalah dapat berfungsi mengubah masalah sosial yang bersifat tersembunyi menjadi nampak, agar seluruh masyarakat menyadari dan berusaha mengatasinya secara bersama-sama. Tidak jarang suatu bentuk masalah sosial sudah cukup lama menggejala dalam masyarakat, tetapi kurang disadari karena masih bersifat tersembunyi. Oleh karena itu, diperlukan kecermatan dalam mengidentifikasi suatu masalah sosial.
Tahap Diagnosis
Tahap Diagnosis dilakukan setelah masalah sosial teridentifikasi sehingga mendorong munculnya tanggapan dari masyarakat berupa tindakan bersama untuk mengatasinya. Pengenalan tentang sifat, taraf, dan latar belakang masalah yang dihadapi sangat dibutuhkan dalam penanggulangan masalah. Proses pengenalan disebut sebagai tahap diagnosis. Proses ini akan sangat membantu untuk menentukan tindakan terbaik dalam mengatasi suatu masalah sosial.


Mendiagnosis masalah sosial pada dasarnya adalah mencari sumber masalah. Berkaitan dengan hal tersebut, Eitzen menyatakan bahwa ada dua pendekatan untuk mendiagnosis masalah sosial. Adapun dua pendekatan tersebut adalah sebagai berikut.
Person Blame Approach
Pendekatan ini mencari sumber masalah sosial pada individu. Sumber masalah sosial dilihat terletak pada faktor fisik, psikis, maupun proses sosialisasi yang dijalani individu. Contohnya adalah apabila terjadi peningkatan kasus kriminalitas, person blame approach akan langsung berkesimpulan bahwa hal tersebut disebabkan oleh sosialisasi yang kurang sempurna sehingga banyak individu memiliki kepribadian menyimpang.
System Blame Approach
Dalam system blame approach, sumber masalah dianggap berada pada sistem. Sumber masalah sosial dianggap berkaitan dengan struktur sosial, lembaga sosial, fungsi dari berbagai komponen dalam sistem sosial, dan kemampuan sistem sosial dalam menanggapi perubahan. Contohnya adalah apabila terjadi peningkatan kasus kriminalitas, system blame approach mungkin saja berkesimpulan bahwa penyebabnya adalah kegagalan fungsi lembaga pengendali sosial seperti polisi dan aparat penegak hukum lainnya.



Tahap pemecahan masalah sosial (treatment) dalam kajian Sosiologi harus dilakukan melalui usaha-usaha untuk mengurangi atau membatasi berkembangnya masalah sosial agar tidak berkembang. Tahap ini mencakup usaha-usaha sebagai berikut.
Usaha Rehabilitatif
Fokus utama usaha rehabilitatif terletak pada kondisi penyandang masalah sosial, terutama upaya untuk melakukan perubahan atau perbaikan terhadap kondisi yang dianggap bermasalah atau tidak diharapkan menjadi kondisi yang lebih baik. Dengan adanya perbaikan kondisi, diharapkan dapat mengurangi potensi timbulnya masalah sosial. Contoh usaha rehabilitatif adalah perbaikan kondisi hidup keluarga miskin.
Usaha Preventif
Usaha preventif (pencegahan) dilandasi oleh asumsi bahwa setiap individu, kelompok, atau masyarakat yang pada periode waktu tertentu dianggap normal dan tidak menampakkan gejala masalah sosial, sesungguhnya tetap memiliki potensi bagi tumbuhnya masalah sosial. Oleh sebab itu, harus diupayakan untuk dilakukan pencegahan dini agar masalah sosial tidak sampai terjadi dan berdampak luas. Contoh usaha preventif adalah menjaga keluarga miskin agar tidak semakin terpuruk ke dalam kemiskinan.
Usaha Developmental
Usaha developmental dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau sekelompok orang agar dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik. Dengan peningkatan kemampuan tersebut, maka akan tercipta iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan kebutuhan dalam kehidupan sosialnya. Jika sudah tercipta iklim yang kondusif, maka potensi timbulnya masalah sosial dapat diminimalkan. Contoh usaha developmental adalah meningkatkan kemampuan warga miskin agar mampu mengubah nasibnya sendiri dengan cara memberikan pelatihan keterampilan kerja atau kewirausahaan.


EmoticonEmoticon