Interaksi antara individu dalam masyarakat, tentu tidak selalu
berjalan mulus. Dengan adanya interaksi sosial terkadang menimbulkan
suatu gejala yang mengarah masalah sosial. Parrillo mengemukakan bahwa
suatu situasi atau kondisi sosial dapat disebut sebagai masalah sosial
apabila terdapat beberapa unsur berikut.
• Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode
waktu tertentu. Kondisi yang dianggap sebagai masalah, tetapi dalam
waktu singkat lenyap dengan sendirinya, tidak termasuk dalam kategori
masalah sosial.
• Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau nonfisik, baik pada individu maupun masyarakat.
• Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
• Menimbulkan kebutuhan atau pemecahan.
Upaya mengatasi masalah sosial diperlukan suatu penanggulangan.
Proses penanggulangan dalam kajian Sosiologi umumnya berlangsung melalui
sejumlah tahap. Adapun tahap-tahap dalam mengatasi masalah sosial
adalah sebagai berikut.
• Tahap Identifikasi
Tahap ini digunakan untuk menyadarkan anggota masyarakat mengenai adanya
suatu gejala yang pantas disebut sebagai masalah sosial. Identifikasi
masalah dapat berfungsi mengubah masalah sosial yang bersifat
tersembunyi menjadi nampak, agar seluruh masyarakat menyadari dan
berusaha mengatasinya secara bersama-sama. Tidak jarang suatu bentuk
masalah sosial sudah cukup lama menggejala dalam masyarakat, tetapi
kurang disadari karena masih bersifat tersembunyi. Oleh karena itu,
diperlukan kecermatan dalam mengidentifikasi suatu masalah sosial.
• Tahap Diagnosis
Tahap Diagnosis dilakukan setelah masalah sosial teridentifikasi
sehingga mendorong munculnya tanggapan dari masyarakat berupa tindakan
bersama untuk mengatasinya. Pengenalan tentang sifat, taraf, dan latar
belakang masalah yang dihadapi sangat dibutuhkan dalam penanggulangan
masalah. Proses pengenalan disebut sebagai tahap diagnosis. Proses ini
akan sangat membantu untuk menentukan tindakan terbaik dalam mengatasi
suatu masalah sosial.
Mendiagnosis masalah sosial pada dasarnya adalah mencari sumber
masalah. Berkaitan dengan hal tersebut, Eitzen menyatakan bahwa ada dua
pendekatan untuk mendiagnosis masalah sosial. Adapun dua pendekatan
tersebut adalah sebagai berikut.
• Person Blame Approach
Pendekatan ini mencari sumber masalah sosial pada individu. Sumber
masalah sosial dilihat terletak pada faktor fisik, psikis, maupun proses
sosialisasi yang dijalani individu. Contohnya adalah apabila terjadi
peningkatan kasus kriminalitas, person blame approach akan
langsung berkesimpulan bahwa hal tersebut disebabkan oleh sosialisasi
yang kurang sempurna sehingga banyak individu memiliki kepribadian
menyimpang.
• System Blame Approach
Dalam system blame approach, sumber masalah dianggap berada
pada sistem. Sumber masalah sosial dianggap berkaitan dengan struktur
sosial, lembaga sosial, fungsi dari berbagai komponen dalam sistem
sosial, dan kemampuan sistem sosial dalam menanggapi perubahan.
Contohnya adalah apabila terjadi peningkatan kasus kriminalitas, system blame approach
mungkin saja berkesimpulan bahwa penyebabnya adalah kegagalan fungsi
lembaga pengendali sosial seperti polisi dan aparat penegak hukum
lainnya.
Tahap pemecahan masalah sosial (treatment) dalam kajian
Sosiologi harus dilakukan melalui usaha-usaha untuk mengurangi atau
membatasi berkembangnya masalah sosial agar tidak berkembang. Tahap ini
mencakup usaha-usaha sebagai berikut.
• Usaha Rehabilitatif
Fokus utama usaha rehabilitatif terletak pada kondisi penyandang masalah
sosial, terutama upaya untuk melakukan perubahan atau perbaikan
terhadap kondisi yang dianggap bermasalah atau tidak diharapkan menjadi
kondisi yang lebih baik. Dengan adanya perbaikan kondisi, diharapkan
dapat mengurangi potensi timbulnya masalah sosial. Contoh usaha
rehabilitatif adalah perbaikan kondisi hidup keluarga miskin.
• Usaha Preventif
Usaha preventif (pencegahan) dilandasi oleh asumsi bahwa setiap
individu, kelompok, atau masyarakat yang pada periode waktu tertentu
dianggap normal dan tidak menampakkan gejala masalah sosial,
sesungguhnya tetap memiliki potensi bagi tumbuhnya masalah sosial. Oleh
sebab itu, harus diupayakan untuk dilakukan pencegahan dini agar masalah
sosial tidak sampai terjadi dan berdampak luas. Contoh usaha preventif
adalah menjaga keluarga miskin agar tidak semakin terpuruk ke dalam
kemiskinan.
• Usaha Developmental
Usaha developmental dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
seseorang atau sekelompok orang agar dapat mencapai taraf hidup yang
lebih baik. Dengan peningkatan kemampuan tersebut, maka akan tercipta
iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk menghadapi berbagai tantangan
dan tuntutan kebutuhan dalam kehidupan sosialnya. Jika sudah tercipta
iklim yang kondusif, maka potensi timbulnya masalah sosial dapat
diminimalkan. Contoh usaha developmental adalah meningkatkan
kemampuan warga miskin agar mampu mengubah nasibnya sendiri dengan cara
memberikan pelatihan keterampilan kerja atau kewirausahaan.
EmoticonEmoticon