Senin, 21 November 2016

Peranan Nilai Sosial

1. HAKIKAT NILAI DALAM MASYARAKAT

Clyde Kluckhohn (1990) melihat bahwa semua nilai, pada dasarnya, mencakup hal-hal berikut:
1) Nilai mengenai hakikat hidup manusia. Contohnya, sebagian orang beranggapan bahwa hidup itu baik. Namun ada juga yang menganggap hidup pada hakikatnya buruk, tetapi harus diikhtiarkan agar menjadi baik.
2) Nilai mengenai hakikat karya manusia. Contohnya, ada orang yang menganggap bahwa karya adalah untuk meningkatkan karya.
3) Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu. Misalnya, ada orang yang berorientasi pada masa lalu, masa kini, maupun masa depan.
4) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam. Misalnya, ada orang yang pasrah pada lingkungan alam. Tapi ada juga yang justru memanfaatkan, bahkan menguasainya.
5) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan lingkungan sosial (sesamanya). Contohnya, ada orang yang berorientasi pada atasan. Namun, ada juga yang mengutamakan pribadi atau berupaya melakukan penyerasian antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum.

Kehidupan manusia berpola pada nilai sosial. Nilai sosial tersebut merupakan tolok ukur, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianut oleh banyak orang dalam suatu masyarakat tertentu mengenai yang benar, pantas, luhur, serta baik untuk diamalkan. Singkatnya, nilai menjadi orientasi bagi setiap tindakan melalui interaksi sosial.
Nilai sosial inilah yang menjadi sumber dinamika masyarakat. Sebagaimana pula kehidupan masyarakat tidak pernah berhenti dan selalu berkembang, nilai pun senantiasa mengalami pergeseran serta penyesuaian.
Pergeseran serta penyesuaian tadi pada akhirnya akan menimbulkan perubahan sosial. Menurut Samuel Koenig (2000), perubahan sosial merujuk terhadap modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia. Modifikasi tersebut bisa terjadi akibat pengaruh faktor intern maupun ekstern. Sedangkan Mac Iver melihat perubahan sosial sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau perubahan keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
2. PERANAN NILAI SOSIAL

Menurut Huky (2005), ada beberapa peranan atau fungsi umum dari nilai-nilai sosial, yaitu:
a) Nilai-nilai menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk menetapkan harga sosial dari individu dan kelompok. Nilai-nilai ini mendukung terwujudnya sistem stratifikasi secara menyeluruh yang ada pada setiap masyarakat. Selain itu, juga membantu orang perorangan untuk mengetahui posisinya di antara sesama anggota masyarakat dalam lingkup tertentu. 
b) Cara berpikir dan bertingkah laku secara ideal dalam sejumlah masyarakat diarahkan atau dibentuk oleh nilai-nilai sosial. Hal ini terjadi karena anggota masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkah laku yang terbaik, dan hal tersebut sangat mempengaruhi dirinya.
c) Nilai-nilai merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosialnya. Nilai sosial menciptakan minat dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan apa yang diminta dan diharapkan oleh peranan-peranannya demi tercapainya tujuan dari masyarakat.
d) Nilai-nilai dapat berfungsi sebagai alat pengawas dengan daya tekan dan daya ikat tertentu. Nilai sosial mendorong, menuntun, serta menekan manusia untuk berbuat baik. Nilai-nilai yang dipandang baik dan berguna akan menimbulkan perasaan bersalah yang cukup menyiksa bagi pelanggarnya.
e) Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok dan masyarakat. Contohnya, demi memperjuangkan nilai kesejahteraan, para buruh dari berbagai perusahaan yang berbeda kompak berunjuk rasa dan melakukan mogok kerja agar tuntutan mereka diperhatikan oleh pihak pengusaha.

Dalam kajian sosiologis, nilai-nilai sosial yang dianut oleh individu ataupun kelompok secara langsung dapat mempengaruhi segala aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang ada di sekitarnya. Tidak hanya itu, nilai-nilai sosial dapat menentukan ukuran tinggi rendahnya status maupun besar kecilnya peranan seseorang pada konteks kehidupan bermasyarakat.

RANGKUMAN



1) Kehidupan manusia berpola pada nilai sosial. Nilai sosial tersebut merupakan tolok ukur, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianut oleh banyak orang dalam suatu masyarakat tertentu mengenai yang benar, pantas, luhur, serta baik untuk diamalkan.
2) Dalam kajian sosiologis, nilai-nilai sosial yang dianut oleh individu ataupun kelompok secara langsung dapat mempengaruhi segala aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang ada di sekitarnya.


EmoticonEmoticon