Clyde Kluckhohn (1990) melihat bahwa semua nilai, pada dasarnya, mencakup hal-hal berikut:
1) Nilai mengenai hakikat hidup manusia. Contohnya, sebagian orang
beranggapan bahwa hidup itu baik. Namun ada juga yang menganggap hidup
pada hakikatnya buruk, tetapi harus diikhtiarkan agar menjadi baik.
2) Nilai mengenai hakikat karya manusia. Contohnya, ada orang yang menganggap bahwa karya adalah untuk meningkatkan karya.
3) Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
Misalnya, ada orang yang berorientasi pada masa lalu, masa kini, maupun
masa depan.
4) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam. Misalnya, ada
orang yang pasrah pada lingkungan alam. Tapi ada juga yang justru
memanfaatkan, bahkan menguasainya.
5) Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan lingkungan sosial
(sesamanya). Contohnya, ada orang yang berorientasi pada atasan. Namun,
ada juga yang mengutamakan pribadi atau berupaya melakukan penyerasian
antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum.
Kehidupan manusia berpola pada nilai sosial. Nilai sosial tersebut
merupakan tolok ukur, patokan, anggapan, dan keyakinan yang dianut oleh
banyak orang dalam suatu masyarakat tertentu mengenai yang benar,
pantas, luhur, serta baik untuk diamalkan. Singkatnya, nilai menjadi
orientasi bagi setiap tindakan melalui interaksi sosial.
Nilai sosial inilah yang menjadi sumber dinamika masyarakat.
Sebagaimana pula kehidupan masyarakat tidak pernah berhenti dan selalu
berkembang, nilai pun senantiasa mengalami pergeseran serta penyesuaian.
Pergeseran serta penyesuaian tadi pada akhirnya akan menimbulkan
perubahan sosial. Menurut Samuel Koenig (2000), perubahan sosial merujuk
terhadap modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan
manusia. Modifikasi tersebut bisa terjadi akibat pengaruh faktor intern
maupun ekstern. Sedangkan Mac Iver melihat perubahan sosial sebagai
perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau perubahan keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
2. PERANAN NILAI SOSIAL
Menurut Huky (2005), ada beberapa peranan atau fungsi umum dari nilai-nilai sosial, yaitu:
a) Nilai-nilai menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk
menetapkan harga sosial dari individu dan kelompok. Nilai-nilai ini
mendukung terwujudnya sistem stratifikasi secara menyeluruh yang ada
pada setiap masyarakat. Selain itu, juga membantu orang perorangan untuk
mengetahui posisinya di antara sesama anggota masyarakat dalam lingkup
tertentu.
b) Cara berpikir dan bertingkah laku secara ideal dalam sejumlah
masyarakat diarahkan atau dibentuk oleh nilai-nilai sosial. Hal ini
terjadi karena anggota masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak
dan bertingkah laku yang terbaik, dan hal tersebut sangat mempengaruhi
dirinya.
c) Nilai-nilai merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi
peranan-peranan sosialnya. Nilai sosial menciptakan minat dan memberi
semangat pada manusia untuk mewujudkan apa yang diminta dan diharapkan
oleh peranan-peranannya demi tercapainya tujuan dari masyarakat.
d) Nilai-nilai dapat berfungsi sebagai alat pengawas dengan daya tekan
dan daya ikat tertentu. Nilai sosial mendorong, menuntun, serta menekan
manusia untuk berbuat baik. Nilai-nilai yang dipandang baik dan berguna
akan menimbulkan perasaan bersalah yang cukup menyiksa bagi
pelanggarnya.
e) Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota
kelompok dan masyarakat. Contohnya, demi memperjuangkan nilai
kesejahteraan, para buruh dari berbagai perusahaan yang berbeda kompak
berunjuk rasa dan melakukan mogok kerja agar tuntutan mereka
diperhatikan oleh pihak pengusaha.
Dalam kajian sosiologis, nilai-nilai sosial yang dianut oleh individu
ataupun kelompok secara langsung dapat mempengaruhi segala
aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan yang ada di sekitarnya. Tidak hanya itu, nilai-nilai
sosial dapat menentukan ukuran tinggi rendahnya status maupun besar
kecilnya peranan seseorang pada konteks kehidupan bermasyarakat.
RANGKUMAN
1) Kehidupan manusia berpola pada nilai sosial. Nilai sosial
tersebut merupakan tolok ukur, patokan, anggapan, dan keyakinan yang
dianut oleh banyak orang dalam suatu masyarakat tertentu mengenai yang
benar, pantas, luhur, serta baik untuk diamalkan.
2) Dalam kajian sosiologis, nilai-nilai sosial yang dianut oleh
individu ataupun kelompok secara langsung dapat mempengaruhi segala
aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan yang ada di sekitarnya.
EmoticonEmoticon