Senin, 21 November 2016

Proses Asosiatif

BENTUK-BENTUK PROSES ASOSIATIF

Ada dua bentuk proses sosial yang timbul sebagai akibat berlangsungnya interaksi sosial, yaitu proses asosiatif (process of association) dan proses disosiatif (process of dissociation). Proses asosiatif merupakan proses menuju terbentuknya persatuan atau integrasi sosial.
Proses asosiatif mempunyai bentuk yang beragam. Adapun bentuk-bentuk proses asosiatif adalah sebagai berikut.
1) Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah perwujudan minat dan perhatian sejumlah orang untuk bekerja bersama-sama dalam suatu kesepahaman, meskipun motifnya mungkin saja tertuju pada kepentingan diri sendiri. 
Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Berikut adalah bentuk-bentuk kerja sama.
• Kerukunan yang mencakup pelaksanaan gotong royong dan tolong menolong.
• Tawar menawar (bargaining), yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua atau lebih individu ataupun organisasi.
• Kooptasi (cooptation) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan kekuasaan pada suatu organisasi demi menghindari terjadinya kegoncangan.
• Koalisi (coalition) terjadi ketika dua organisasi atau lebih yang meskipun mempunyai struktur yang berbeda, namun hendak mengejar tujuan yang sama.
• Patungan (joint-venture) merupakan kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, di mana hasilnya nanti akan dibagi secara proporsional sesuai kontribusi masing-masing pihak.
2) Akomodasi (Accomodation)
Secara umum, akomodasi dapat dimaknai sebagai proses ke arah tercapainya kesepakatan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang sedang bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang-orang atau kelompok-kelompok yang harus bersedia bekerja sama, sekalipun dalam kenyataannya mereka selalu memiliki pandangan (paham) yang berbeda dan bertentangan. Adapun bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut.
• Koersi (coercion) adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan dengan paksaan. Koersi dapat dilakukan jika salah satu pihak berada dalam keadaan yang lebih lemah dibandingkan pihak lawan. 
• Kompromi (compromise) adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertikai saling mengurangi tuntutannya demi penyelesaian perselisihan dan memudahkan berlangsungnya penyesuaian.
• Arbitrasi (arbitration) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak yang terlibat perselisihan tidak dapat lagi menyelesaikan masalahnya sendiri, sehingga menghadirkan pihak ketiga sebagai penengah, dengan kewenangan untuk memberikan keputusan yang mengikat kedua belah pihak dan harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.
• Mediasi (mediation) hampir menyerupai arbitrasi. Hanya saja peranan pihak ketiga mempunyai sikap tidak memihak dan tetap mencoba untuk mempertemukan serta mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa di mana nantinya juga akan diberikan saran atau masukan yang bersifat konstruktif. 
• Konsiliasi (conciliation) adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. 
• Toleransi (tolerantion) adalah suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Pertenggangan terjadi karena para pihak bersedia menerima perbedaan yang ada sebagai suatu kenyataan, untuk menghindari diri dari perselisihan-perselisihan yang mungkin terjadi.
Stalemate merupakan bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan seimbang sehingga akhirnya pertikaian tersebut sampai pada posisi maju tak bisa, mundur pun tak bisa.
• Ajudikasi (ajudication) adalah penyelesaian perselisihan atau sengketa melalui jalur pengadilan. Masing-masing pihak berhak mengajukan argumen, namun putusan akhir berada di tangan hakim. Hakim ini tidak dipilih oleh pihak-pihak yang bersengketa, sebagaimana dalam arbitrasi ataupun mediasi, tetapi ditunjuk oleh lembaga hukum yang berwenang (pengadilan).
• Rasionalisasi (rationalization) adalah pemberian keterangan atau alasan yang kedengarannya rasional untuk membenarkan tindakan-tindakan yang sebenarnya dapat menimbulkan perselisihan.
• Segresi (segretion) adalah penyelesaian konflik antara pihak yang berselisih dengan cara memisahkan diri dan saling menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan. 
• Eliminasi (elimination), yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik karena mengalah. 
Subjugation atau domination adalah pihak yang mempunyai kekuatan besar (dominan) meminta pihak lain untuk mentaatinya. 
• Keputusan mayoritas (majority rule) adalah keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting. 
Minority consent adalah suatu keadaan di mana golongan minoritas merasa dikalahkan tetapi dapat melakukan kegiatan bersama karena aspirasinya tetap diperhatikan oleh golongan mayoritas. 
Konversi adalah penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain. 
• Gencatan senjata (cease fire) adalah merupakan persetujuan untuk menghentikan pertikaian dan menangguhkan permusuhan dalam jangka waktu tertentu sehubungan adanya upaya-upaya damai.
3) Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antarindividu ataupun kelompok, dan juga mencakup upaya meningkatkan kesatuan sikap, tindakan, maupun proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan/tujuan bersama.
Asimilasi dalam masyarakat terjadi ketika berbagai kelompok manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda berinteraksi secara intensif dalam waktu yang lama. 
4) Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan sendiri.

RANGKUMAN



1) Proses asosiatif merupakan proses yang mengindikasikan adanya gerak pendekatan atau penyatuan.
2) Proses asosiatif dapat dibedakan atas kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.


EmoticonEmoticon