Sosiologi
berasal dari bahasa Latin socious dan logos. Socius berarti teman
atau kawan, dan logos berarti “kata” atau “berbicara”. Jadi sosiologi
dapat diartikan ilmu yang membicarakan atau memperbincangkan teman atau
kawan. Kemudian pengertian tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan
yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat.
Istilah sosiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan pertama kali
dikemukakan Auguste Comte (1798-1857) dalam bukunya yang berjudul The
Positive Philosophy, beliau menyebut kajian tentang kehidupan sosial
manusia dengan kata sosiologi.
Seperti ilmu pengetahuan yang lain, objek kajian sosiologi adalah
masyarakat dengan melihat hubungan antarmanusia dan proses sebab akibat
yang timbul dari hubungan tersebut. Dalam pembahasannya, objek sosiologi
dibagi menjadi dua kategori yaitu objek material dan objek formal.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki sifat dan hakikat diantaranya adalah sebagai berikut:
- sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial,
- sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kategoris bukan normatif,
- sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni bukan terapan,
- sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak bukan ilmu pengetahuan konkret,
- sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum interaksi,
- sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional,
- sosiologi adalah ilmu pengetahuan umum bukan ilmu pengetahuan khusus.
Menurut Harry M. Johnson, sosiologi sebagai ilmu sosial yang objeknya masyarakat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
- Empiris, artinya sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan fakta sebenarnya dalam masyarakat.
- Teoritis, artinya sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha menyusun teori berdasarkan hasil observasi dan disusun secara logis.
- Kumulatif, artinya teori-teori sosiologi disusun berdasarkan teori yang sudah ada dengan pengembangan dan perluasan sesuai perkembangan masyarakat.
- Nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta tetapi menjelaskan fakta secara logis dan analitis.
Seperti ilmu pengetahuan yang lain, sosiologi berkembang sesuai
dengan tuntutan zaman, sehingga muncul cabang-cabang sosiologi antara
lain : Sosiologi Politik, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan,
Sosiologi Agama, Sosiologi Keluarga, Sosiologi Kesehatan, dan Sosiologi
Ekonomi.
Sebagai ilmu pengetahuan sosiologi memiliki empat macam kegunaan,
yaitu dalam bidang perencanaan sosial, penelitian, pembangunan dan
pemecahan masalah-masalah sosial.
Sosiologi sebagai ilmu dilengkapi dengan berbagai konsep dan metode
dalam melihat realitas sosial, menganalisis, dan memecahkan berbagai
persoalan kemasyarakatan. Sosiologi Sebagai metode, sosiologi
menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah.
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat dua jenis metode
yang digunakan dalam sosiologi, yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif. Metode kualitatif untuk meneliti fenomena yang tidak bisa
diukur dengan angka. Metode kualitatif dilakukan dalam kondisi alamiah
dan bertujuan untuk menghasilkan penemuan. Metode kualitatif merupakan
satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagai
subjek utama dalam suatu peristiwa sosial budaya.
Sementara metode kuantitatif digunakan untuk meneliti fakta-fakta
yang dapat diukur dengan angka menggunakan indeks, skala, tabel dan
formula. Metode kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme yang
memandang bahwa realitas dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit,
teramati, terukur, dan hubungan antargejala bersifat sebab akibat.
Selain metode-metode di atas, ada beberapa metode yang biasa
digunakan dalam sosiologi, antara lain: metode deduktif, metode
induktif, metode empiris, metode rasial, dan metode fungsional.
EmoticonEmoticon