Senin, 21 November 2016

Kemiskinan

Sebagaimana tercantum pada “Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan” yang disusun oleh BAPPENAS, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki atau pun perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang lebih baik serta bermartabat.
Hak-hak dasar terdiri atas hak-hak yang dipahami masyarakat miskin sebagai hak mereka untuk dapat menikmati kehidupan yang bermartabat dan diakui dalam perundang-undangan. Hak-hak dasar yang diakui secara umum dalam undang-undang, antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, serta hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik, baik perempuan atau pun laki-laki. Hak-hak dasar tidak berdiri sendiri tetapi saling memengaruhi satu sama lain sehingga tidak terpenuhinya satu hak dapat memengaruhi pemenuhan hak lainnya.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Adapun yang disebut penduduk miskin adalah jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita setiap bulan di bawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita setiap bulan di bawah GK dikategorikan penduduk miskin.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita setiap hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur, susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak, lemak, dan sebagainya).
Sementara Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan. Komoditi tersebut adalah perumahan, pendidikan, pakaian jadi, bensin, listrik, dan ongkos angkutan.

Jika dikaji secara lebih mendalam sebenarnya terdapat bentuk-bentuk dari kemiskinan itu sendiri. Adapun bentuk kemiskinan tersebut adalah sebagai berikut.
• Kemiskinan Struktural
Kemiskinan yang disebabkan akibat lemahnya sistem atau struktur sosial di dalam masyarakat. Masyarakat miskin seolah-olah dibuat tidak berdaya akibat adanya pola kebijakan dan aturan dari pemerintah selaku penguasa yang dianggap cenderung tidak berpihak apalagi memperhatikan kondisi masyarakat miskin agar dapat lebih mandiri dan berdaya. Fenomena sosial kemiskinan struktural ini dapat kita lihat dari terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap lapangan pekerjaan dan pendidikan secara layak dan bermartabat.
• Kemiskinan Kultural
Kemiskinan ini berasal dari merosotnya moral dan mentalitas akibat kebudayaan yang diyakini dan dianut oleh suatu masyarakat. Fenomena kemiskinan kultural itu dapat kita lihat dari sifat-sifat yang seringkali dipertahankan di kalangan masyarakat yang masih miskin yang seharusnya bisa ditanggulangi secara bersama-sama seperti sifat malas, tidak mau bekerja keras, selalu menggantungkan hidupnya kepada belas kasihan orang lain, pasrah kepada nasib tanpa ada kemauan untuk berusaha dan bekerja. Kemiskinan kultural ini masih dianggap sebagai masalah sosial yang sangat serius dan harus ditangani agar masyarakat miskin dapat bangkit berdaya, berusaha dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

RANGKUMAN



1) Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
2) Jika dikaji secara lebih mendalam sebenarnya terdapat bentuk-bentuk dari kemiskinan itu sendiri.


EmoticonEmoticon